SELAMAT DATANG DI BLOG INI. SEMOGA ISINYA BERMANFAAT BAGI ANDA-ANDA SEKALIAN. AMIN. TERIMAKASIH . . . . MASIH PELAJAR: KERACUNAN KARENA SEAFOOD

KERACUNAN KARENA SEAFOOD

Sabtu, 20 Februari 2010

Keracunan makanan laut bisa disebabkan oleh ikan bertulang atau kerang.
Biasanya keracunan ikan merupakan akibat dari 3 jenis racun, yaitu siguatera, tetraodon atau histamin.
Keracunan siguatera dapat terjadi setelah makan salah satu dari ebih dari 400 jenis ikan dari pantai tropik di Florida, India Barat atau Pasifik.
Toksin dihasilkan oleh dinoflagelata, suatu organisme laut yang sangat kecil, yang dimakan oleh ikan dan terkumpul di dalam dagingnya. Ikan yang lebih besar dan lebih tua lebih berracun daripada ikan yang lebih kecil dan lebih muda.
Gejala bisa dimulai dalam 2-8 jam setelah makan ikan. Kram perut, mual, muntah, dan diare dapat terjadi selama 6-17 jam. Selanjutnya akan timbul gatal-gatal, perasaan seperti tertusuk jarum, sakit kepala, nyeri otot, perasaan panas dan dingin yang silih berganti dan nyeri di daerah wajah.
Gejala dari keracunan tetraodon dari ikan puffer, yang paling banyak ditemukan di perairan Jepang, sama dengan keracunan siguareta.
Kematian dapat terjadi akibat dari kelumpuhan otot-otot pernafasan.
Keracunan histamin dari ikan makerel, tuna dan lumba-lumba biru (mahimahi), terjadi jika jaringan ikan yang rusak setelah ditangkap, menghasilkan histamin dalam jumlah yang besar.
Jika dimakan, histamin akan segera menyebabkan kemerahan di muka. Juga bisa timbul mual, muntah, nyeri perut dan kaligata (urtikaria) yang terjadi beberapa menit setelah makan ikan tersebut.
Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.
Dari Juni sampai Oktober, terutama di pantai Pasifik dan New England, kerang-kerangan (remis, remis besar, tiram) dapat memakan dinoflagelata yang mengandung racun. Dinoflagelata ini ditemukan dalam jumlah besar di lautan pada waktu-waktu tertentu, dimana air tampak berwarna merah, dan disebut pasang merah.
Mereka menghasilkan toksin yang menyerang saraf (neurotoksin) dan menyebabkan keracunan kerang paralitik. Toksin ini akan tetap ada, bahkan setelah kerang tersebut dimasak.
Gejala awalnya berupa rasa tertusuk-tusuk jarum di sekitar mulut, dimulai dalam 5-30 menit setelah makan. Selanjutnya timbul mual, muntah dan kram perut. Sekitar 25% penderita mengalami kelemahan otot dalam beberapa jam berikutnya. Kadang-kadang kelemahan ini berkembang menjadi kelumpuhan pada lengan dan tungkai.
Kelemahan pada otot-otot pernafasan, kadang sedemikian beratnya sehingga menyebabkan kematian.

0 komentar: